Pagi ini Jelly dkk digemparkan oleh kabar bahwa teman mereka Haris mengalami kecelakaan. Berita itu diberi tahu oleh Jeden melalui grub wassaf.
Jelly mauu pergi tapi tidak ada yang mengantar, alhasil ia pergi menggunakan ojol. Ya, walaupun harus mengeluarkan uang sejumlah 10rb untuk ongkos, setidaknya dia bisa ikut ngumpul.
Ternyata teman-teman yang lain sudah deluan tiba. Ada Jeden, Hani, dan Mony
"Heh, gimana ceritanya sampe kaki lu bisa gitu?" Tanya Jelly sambil menunjuk kaki Haris yang terbungkus perban berwarna ungu. "Mana warna perbannya ungu lagi. Prik."
"kaya yang udah gue bilang di gc, gue tuh pagi pagi lagi santuy beli lontong di gang depan sekalian sepedaan. Waktu pergi sih gaada masalah apa apa. Pas pulangnya nih yang bermasalah.
Sebelah rumah gue kan rumah bang Hasyim, lu tau sendirilah berapa banyak ayam peliharaannya. Gue waktu lewat di depan rumah bang Hasyim itu, tiba tiba si Rendi (Ayamnya Hasyim) lompat dari atas pagar, ke muka gue.
Ya jatoh lah, gue nyrunsuk ke got kering dan inilah hasilnya." Haris menunjuk kaki kirinya.
Temen-temennya udah ngakak dengar cerita dramatis Haris.
"Jadi besok lu gimana sekolahnya? gapake sepatu?" Tanya Jeden.
Haris menggeleng, "Paling ntar malem gue merengek ke mak gue, minta lepas perban. mana tahan coy. Ungu lagi warnanya." yang lain tertawa mendengarnya.
Ketika lagi damai damainya suasana kamar, Yola, abang Haris, masuk nyari masalah. "BRAK. Oi Harisun, gua minta parfum." Tanpa babibu nunggu jawaban Haris, dia langsung menyemprotkan ke seluruh badannya.
"ENGGAK! HEH! LU PAKE PARFUM KAYA NYEMPROT BAYGON. STOP HEH!" Panik Haris saat melihat cara abangnya itu memakai parfum kesayangannya.
"Pelit amat anjir, duit mami juga." Yola menjauhkan parfum dari jangkauan Haris.
"Tapi itu liminted edition! gue harus perang buat dapetinnya. BALIKIN GAK!" Akhirnya Yola menyerah dan melemparkan parfum itu ke atas kasur, lalu ia lari. Dia tahu, kalau Haris lebih memilih parfum ketimbang mengejar dirinya. Ckckck.
"Hup. TAI LU YOLANDA!" Umpat Haris saat mengetahui parfumnya sudah ringan.
"ADEK MULUTNYAA!" Teriak Lisa dari bawah.
Haris memutuskan untuk mengadu ke maminya, "MAMII! BANG YOLA NGABISIN PARFUM ADEK!" Dia keluar kamar.
Jelly, Jeden, Hani, dan Mony cengo melihat kejadian tadi. Walaupun udah sering, tapi tetap aja.
"Memang kalo udah segender itu susah, apalagi kalo umurnya enggak jauh jauh." Kata Jelly dan diangguki Jeden, "Setuju."
"Gausah sama gender dekat usia, gue ama abang gue aja bisa rusak tuh pintu kamar mandi," Sahut Hani.
"Eh tapi gue sama kak Jijel akur akur aja kok, gaada ceritanya kaya kalian," Kata Mony. "Ya, lu liat kondisi juga dong Mon..." Mony hanya tertawa mendengar kalimat Jeden.
"BANG YOLA GUE CEPUIN LU KE KAK LIA!" Teriakan Haris menggelegar ke pelosok rumah. "CEPUIN KALO BISA!" Balas Yola gak mau kalah.
"KALIAN BERDUA BISA GAK DIEM?! INI RUMAH BUKAN HUTAN!" Lisa ikut-ikutan berteriak.
"Si tante gak sadar." Jeden santai memakan gorengan. "Btw kaki si Haris emang udah sembuh ya. udah loncat-loncat tuh ngejar abangnya." lanjutnya dan diangguki yang lain.
Biasalah.
END
Hope you like it!
Terima kasih!
Komentar
Posting Komentar