Upacara?
Siapa yang tidak tau dengan kegiatan yang bernama "Upacara" ini. Seluruh orang di dunia pasti tahu walau dengan berbeda pengertian. Tak terkecuali upacara bendera yang selalu dilaksanakan setiap senin di seluruh Indonesia.
Termasuk Maya yang sekarang sedang berjongkok melihat kesekitar. Ia mencuri-curi untuk berjongkok karena lelah melaksanakan upacara dibawah terik matahari pagi. Untung saja dia berada di barisan belakang.
Ketika melihat ke barisan para cowok, ia tidak salah lihat kan? Kenapa temannya Cio bisa nyempil ditengah, diantara tiang-tiang berjalan. Padahal ia lebih pendek dari Maya.
Mata mereka bertemu, dan Cio menunjukkan wajah jumawanya. Seakan-akan mengatakan "Gimana? lo iri kan?" ingin rasanya Maya remas wajah cowok itu.
***
"MAYAAAA!!! BURUAN! Lo lelet banget sih." Itu Sena, sahabat Maya. Ia rusuh menarik tangan Maya agar berjalan lebih cepat. "Ih, Sen, sabar dong."
BRAK!
Dengan tidak santai Sena membanting pintu kelas dan membuat orang di dalamnya terkejut.
"Buset, Sen. Ngegas amat." Kata Beo. Sena tidak menggubris ucapan cowok itu. Ia justru menyuruh Beo untuk pindah dari mejaku yang posisinya tepat di bawah AC. "Berisik lo. Minggir. Gue mau ngadem." Sena menarik cowok itu.
"Idih, siapa lo, orang kita deluan yang di sini. kalau lo mau ngadem, tuh di AC belakang sana." Beo menolak pindah.
"Hooh, siapa cepat dia yang dapat," Sahut Cio.
"Banyak omong kalian semua. Minggir. Ini tempat gue." Mau tak mau mereka semua mengalah dengan Maya. Ya iya lah, kan Maya yang punya. "Bagus May!" Sena akhirnya bisa ngadem.
"BRAK!" Lagi-lagi pintu kelas dibanting. #Rip_pintu.
" UANG KAS UANG KAS!!!" Teriak Sia di ambang pintu.
Semuanya mendadak panik.
"Ih, Gue lupa bawa! Sia, besok boleh gak?" pinta Maya. Sia melihat buku kas dan mengangguk. Maya menghela nafas lega. Ia memang lupa minta uang lebih sama ayah, dan uang jajannya juga pas pasan.
"GUE JUGA SI!" Teriak Beo dan Sena bersamaan.
Sia melihat ke buku kas dan menggeleng tegas. "BEO, TUNGGAKAN SEBANYAK 30.000 RUPIAH. DAN ANITA SENA, TUNGGAKAN SEBANYAK 20.000."
"HEH! GUE BARU BULAN INI DOANG YANG BELOM BAYAR YA! KOK TIGA PULUH RIBU?! KORUP LO YA!" Beo balas teriak.
"Iya, lo emang baru bulan ini gak bayar, TAPI LO SERING BANGET PINJEM UANG KAS BUAT BELI BARANG DI KOPERASI BEOOO!" Nah kan, balas teriak lagi si Sia.
"Ck, yaudah, ini Si. Kirain banyak banget." Sena kalem memberi uang jatahnya ke Sia. Sia mengangguk dan mencatatnya.
"HEH! GUE DISANA BELI PULPEN YA! DARI PADA GUE NGEMIS KE KALIAN YANG PELITNYA BUKAN MAIN!"
"Beli pulpen kok tiap hari, dijaga dong!"
Maya sudah menutup telinga dan merebahkan kepala di meja sejak tadi. "Brisik banget sih." gumamnya. Cio mengangguk. "Gak pernah sehari pun mereka akur."
"Tauk males, jadi pen beli truk."
Tak lama Minah muncul sambil menenteng kantong plastik berisi jajanan. "Apa nih kok ribut?" tanyanya.
"Min, tolong Lo bantu gue. Makhluk ini sulit banget dimintain uang kas." Sia akhirnya menyerah. Minah santai melihat ke Beo sambil menyedot susu kotaknya. "Kau bayar saja lah Beo, kasian si Sia dari tadi," Kata Minah.
"Heh Minah, lo ngertiin gue lah, duit jajan gue gak sebanyak kalian." Pinta Beo memelas.
"Udah tau miskin, maksa ngutang lagi. Yaudah, kalau kau tak sanggup bayar sekarang, nanti bayarnya diakhirat aja, kami tungguin kok." Minah tersenyum manis.
"Sialan, gue lupa kalo si Minah berada dipihak Sia." Beo memijit pelipisnya.
Maya menggelengkan kepala melihat tingkah si Beo.
"Nah Beo, gue bayarin setengah. Itung-itung sedekah." Maya memberikan selembar uang lima ribuan dan sepuluh ribuan kepada Beo.
Beo menerima itu dengan mata berbinar-binar.
"WOAHHH! TERIMA KASIH MONYET, KAU LAH SAHABAT SEJATI AKU!" Beo langsung menyetor uang tadi ke Sia.
"Ck, enak banget lo." Cibir Sia sambil menyatat.
SELESAI
Foto oleh Tirachard Kumtanom dari Pexels
PS: Semoga kalian suka!
Komentar
Posting Komentar