Pagi ini Jelly dkk digemparkan oleh kabar bahwa teman mereka Haris mengalami kecelakaan. Berita itu diberi tahu oleh Jeden melalui grub wassaf. Jelly mauu pergi tapi tidak ada yang mengantar, alhasil ia pergi menggunakan ojol. Ya, walaupun harus mengeluarkan uang sejumlah 10rb untuk ongkos, setidaknya dia bisa ikut ngumpul. Ternyata teman-teman yang lain sudah deluan tiba. Ada Jeden, Hani, dan Mony "Heh, gimana ceritanya sampe kaki lu bisa gitu?" Tanya Jelly sambil menunjuk kaki Haris yang terbungkus perban berwarna ungu. "Mana warna perbannya ungu lagi. Prik." "kaya yang udah gue bilang di gc, gue tuh pagi pagi lagi santuy beli lontong di gang depan sekalian sepedaan. Waktu pergi sih gaada masalah apa apa. Pas pulangnya nih yang bermasalah. Sebelah rumah gue kan rumah bang Hasyim, lu tau sendirilah berapa banyak ayam pelihara...
Pukul 8 malam. Anya sudah siap dengan mukena birunya, sekarang ia sedang menunggu para sepupunya yang lain di ruang tamu. Sambil bermain hp tentunya. Sejak sepupunya pada pindah, tak jarang mereka salat tarawih berjamaah di masjid komplek. Mereka berjalan kaki, malas bawa kendaraan. "Assalamualaikummm!" Teriakan sepupunya sudah kedengaran tuh. Anya langsung bangun dan manggil abang-abangnya. "BANG JIAN! BANG JUNA! ICAN! AYUK. MEREKA SUDAH SAMPAI," Teriaknya sambil menuju kekamar bunda untuk pamit. lima menit kemudian empat bersaudara itu tiba di teras, "Yuks," ajak Feli. Bang Jian mengrenyitkan dahi heran. "Lah, lo masih disini?" tanyanya. Felix mengangguk. "Lebaran baru balik." yang lain sih oh aja. Feli itu sepupu mereka yang tinggal di Australia. Dia kemari karena adanya pertukaran pelajar sekolah Si Feli dan sekolah Anya. Di perjalanan, ntar berapa kali Anya hampir menginjak genangan air. Maklum, akhir-akhir ini sering hujan. ...